Biarkan aku pergi...
Karena aku tujuan tak bermasa depan
Biarkan aku pergi...
Karena aku tersembunyi di fatamorgana
Biarkan aku pergi...
Karena aku bukan keabadian itu
Saat aku pergi..
Angin tetap berhembus indah
Saat aku pergi..
Mentari akan tetap hangat bersinar
Saat aku pergi...
Pelangi tetap indah berwarna
Maka...
Biarkan aku pergi
Berhijrah pada langkahku
Bersama kesejatian dan keindahan
Jakarta, 1 Muharam 1432 H.....
Selasa, 07 Desember 2010
Kamis, 02 Desember 2010
Diuntaian namamu....kutahtakan doaku....
Saat kau tanyakan, apa arti namamu. Kupandangi bulatnya bola mata dan atusias wajahmu.
Kuulangi dengan bahagia, sebahagia wajah kecilmu yang selalu mengulang pertanyaan yang sama.....
Namamu adalah doa...
Namamu adalah harapan atas hidupmu...
Dan bak sinar rembulan,
Wajahmu berbinar....matamu bersinar terang
Seperti bintang yang selalu menyejukanku.
Kau akan bertanya lagi, bagaimana saat kau dilahirkan....
Dengan antusias yang tak pernah berkurang, Kau bagai mendengar dongeng indah dari mulutku..
Semua selalu terulang....
Saat kau berpeluk rahman dari Sang Maha, dalam rahimku...
Saat bagaimana ruh itu ditiupkan, nama dan takdirmu tertulis di arsy...
Saat aku berjuang untuk bisa mendekapmu dg kedua tanganku, dalam detik-detik kelahiranmu...
Saat tangismu membahana dunia...
Saat adzan dibisikan di telingamu
Itulah hal terindah, kau kupeluk dg hangat...
Anugerah yang melengkapi kebahagiaan dan kesempurnaan dalam hidupku...
Itulah kisahmu....legendamu
Yg selalu ingin kau dengarkan
Dengan binar mata dan antusias yang sama
Kutahtakan doa dalam namamu..
Doa yang akan menemanimu, kemana pun kau pergi
Dalam setiap hembusan nafasku,
Getar nadiku, dan aliran darahku
Doa itu terus menetes melewati setiap pembuluh darahmu....terus dan terus..
Bahkan jika aku tiada lagi....
Doa itu akan selalu ada...
14 tahun kau sudah melengkapi hidupku
Memberi kesempurnaan kebahagiaan
Menjadi alasan aku bertahan dalam badai
Menjadi sebab aku tegar dalam setiap undakan hidupku
Kau adalah wujud kasih sayang Tuhan untukku
Di senyummu ada sebagian diriku
Di tawamu ada cerminku
Di kerianganmu....itulah aku...
Maka terimakasih untuk selalu memberi percikan kebahagiaan tiada henti
Terimakasih untuk membuatku merasa berarti
Terimakasih untuk membuatku merasa penting....
Pilihlah kehidupan yang akan membuat kau bahagia
Pergilah kemana kau bisa merasa menjadi yang terbaik dalam hidupmu
Karena dimana pun kau berada
Aku akan selalu ada untukmu
Kutahtakan semua harapan dan asa
Untuk kebahagiaan dan kebaikan hidupmu
Kebarokahan yang tiada akhir...
Dalam namamu...
Muhammad Syafiq Fawwaz....
Cahaya yang penuh tauladan dari RasulNya, yang penuh kelembutan dan bijaksana.....
Itulah doaku...
Atas dirimu...
Sepanjang usiamu...
Happy B'day 14 years old...my lovely boy
Banjarmasin, 2 Desember 2010
Dinihari penuh syukur...
(Build me a son, O Lord,
who will be strong enough to know when he is weak,
and brave enough to face him self when he is afraid;
one who will be proud and unbending in honest defeat,
and humble and gentle in victory......
..........
General Douglas A. MacArthur)
Kuulangi dengan bahagia, sebahagia wajah kecilmu yang selalu mengulang pertanyaan yang sama.....
Namamu adalah doa...
Namamu adalah harapan atas hidupmu...
Dan bak sinar rembulan,
Wajahmu berbinar....matamu bersinar terang
Seperti bintang yang selalu menyejukanku.
Kau akan bertanya lagi, bagaimana saat kau dilahirkan....
Dengan antusias yang tak pernah berkurang, Kau bagai mendengar dongeng indah dari mulutku..
Semua selalu terulang....
Saat kau berpeluk rahman dari Sang Maha, dalam rahimku...
Saat bagaimana ruh itu ditiupkan, nama dan takdirmu tertulis di arsy...
Saat aku berjuang untuk bisa mendekapmu dg kedua tanganku, dalam detik-detik kelahiranmu...
Saat tangismu membahana dunia...
Saat adzan dibisikan di telingamu
Itulah hal terindah, kau kupeluk dg hangat...
Anugerah yang melengkapi kebahagiaan dan kesempurnaan dalam hidupku...
Itulah kisahmu....legendamu
Yg selalu ingin kau dengarkan
Dengan binar mata dan antusias yang sama
Kutahtakan doa dalam namamu..
Doa yang akan menemanimu, kemana pun kau pergi
Dalam setiap hembusan nafasku,
Getar nadiku, dan aliran darahku
Doa itu terus menetes melewati setiap pembuluh darahmu....terus dan terus..
Bahkan jika aku tiada lagi....
Doa itu akan selalu ada...
14 tahun kau sudah melengkapi hidupku
Memberi kesempurnaan kebahagiaan
Menjadi alasan aku bertahan dalam badai
Menjadi sebab aku tegar dalam setiap undakan hidupku
Kau adalah wujud kasih sayang Tuhan untukku
Di senyummu ada sebagian diriku
Di tawamu ada cerminku
Di kerianganmu....itulah aku...
Maka terimakasih untuk selalu memberi percikan kebahagiaan tiada henti
Terimakasih untuk membuatku merasa berarti
Terimakasih untuk membuatku merasa penting....
Pilihlah kehidupan yang akan membuat kau bahagia
Pergilah kemana kau bisa merasa menjadi yang terbaik dalam hidupmu
Karena dimana pun kau berada
Aku akan selalu ada untukmu
Kutahtakan semua harapan dan asa
Untuk kebahagiaan dan kebaikan hidupmu
Kebarokahan yang tiada akhir...
Dalam namamu...
Muhammad Syafiq Fawwaz....
Cahaya yang penuh tauladan dari RasulNya, yang penuh kelembutan dan bijaksana.....
Itulah doaku...
Atas dirimu...
Sepanjang usiamu...
Happy B'day 14 years old...my lovely boy
Banjarmasin, 2 Desember 2010
Dinihari penuh syukur...
(Build me a son, O Lord,
who will be strong enough to know when he is weak,
and brave enough to face him self when he is afraid;
one who will be proud and unbending in honest defeat,
and humble and gentle in victory......
..........
General Douglas A. MacArthur)
Rabu, 10 November 2010
Permata terindah....curahan hatiku pada miladmu, My Lovely Adizz

Di kesunyian ini, kupandangi lagi dirimu...
Masih sama seperti saat pertama aku memandangimu
Penuh kekaguman, takjub dan rasa tak percaya
Perasaan itu terus menerus muncul, jika kupandangi dirimu, di setiap tahapmu...
Bagiku, kau tetap seperti saat pertama hadirmu...
Selalu indah, selalu menakjubkan, menyejukan, dan menjadikanku merasa begitu sempurna....
Selalu ada terimakasih teramat sangat untukmu
Setelah berjuta terimakasih untukNya...
Kau selalu menyejukan hatiku...
Kau selalu memberikan ketenangan saat aku begitu gundah
Tatapan matamu, senyuman indahmu, mampu meredakan amarah, menenangkan hati, dan berbuah senyuman ketulusan...
Bersamamu dalam tawa, aku merasa begitu berarti
Bersamamu dalam tangis, aku merasa begitu bermakna....
Panjangnya perjalanan kebersamaan kita
Sepanjang itu pula telah kau taburkan kebahagiaan untukku
Sepanjang itu juga kasih sayang telah tercurah
Akan abadi sampai tiba saatku nanti....
Kau yang terindah....bagaimanapun dirimu
Kau kebanggaanku, apapun pilihan hidupmu...
Kau adalah doaku sepanjang perjalanan hidupmu
Apapun yang kau pilih, semoga itu yang terbaik yang engkau putuskan
Kau bertanggungjawab atas hidupmu
Kau merdeka atas pilihan-pilihanmu
Jangan kau lakukan apapun
Demi terimakasihmu padaku
Karena sesungguhnya, sepanjang usiamu, aku yang berterimakasih padamu...
Pada kehadiranmu....
Pada kebahagiaan yang menyertainya....
Pada keindahan yang selalu kau berikan
Dari tatap matamu
Dari tangisanmu
Dari tawa riangmu
Dari setiap kemanjaanmu
Di hatiku....kau permata terindahku, sebagaimana namamu kuukirkan dalam doaku pada Tuhan
Agar kau selalu dipeluk dalam rahman rahimnya...
Fairuz Ghina Mardhiyah Sugito....
Permata yang merupakan kekayaan yang diridhoi Allah...
Selalu......
Semoga......
Happy Sweet Seventeen My Lovely Adizz....
Luv U always....
Banjarmasin, 10 Nov 2010
Sebelum kembali memelukmu dlm tidur dan mimpi indahmu...
Fairuz Ghina Mardhiyah Sugito.....my lovely adizzz
Selasa, 02 November 2010
Memeluk kebahagiaan.....
Sinar mentari fajar masih jauh di bawah ufuk sana, dan langit pun masih dipeluk oleh kegelapan, saat aku memulai obrolan dengan sahabat lama. Sebuah ucapan doa tulus untuknya di hari spesial yang mengingatkannya akan indahnya karunia usia yang telah dilimpahkan.
Doa tulus itu diluncurkan hanya dalam kalimat-kalimat elektronik, tetapi aku berharap ketulusan dan rasa yang kusertakan semoga mengikutinya. Obrolan dengan sahabat selalu terasa hangat, setidaknya itu yang kurasakan, meski singkat, tapi tetap terasa kedekatanannya seperti saat kami masih bersama. Meski jarak dan waktu memisahkan, amanah masing-masing juga telah memberi jarak yang begitu jauh, tetapi bagiku, sahabat selalu menempati tempat-tempat istimewa yang akan selalu abadi.
Bersama mereka, aku merasa dimengerti, bersama mereka sejarah itu ada, dan perjalanan hidup ini nyata. Kami berada dalam hitungan putaran bumi yang sama. Telah 41 kali bumi mengitari matahari, sejak pertama kali Allah mengijinkan kami mereguk indahnya dunia.
41?? sebuah angka yang bahkan pada perbincangan masa lalu, menjadi angka yang sangat banyak, menjadi pengingat bahwa perjalanannya tinggal sedikit lagi, menjadi pagar bahwa semua akan mendekati titik akhirnya. Tetapi entah mengapa, jauh di lubuk hatiku, mengatakan ini semua baru dimulai...
Aku tak pernah menyembunyikan bahkan tidak ada sedikit pun keinginan untuk mengurangi angka-angka tersebut. Begitu indahnya perjalananku, dalam suka dan duka. Berharap saat ini telah memasuki masa kedewasaan yang akan memandang hidup dengan lebih bijak dan lebih indah.
Tidak ada keluhan dalam perjalanan usia ini, semua begitu berarti dalam suka dan duka. Berharap bahwa apa yang telah dijalani memberikan arti setidaknya bagi diriku, dan orang-orang di sekitarku. Telah begitu banyak limpahan karunia, kebaikan dan keindahan yang diberikan Tuhan untukku, sehingga tidak ada celah sedikitpun untukku menyesali apapun yang telah kujalani.
Satu yang mungkin aku ingin selesaikan, seandainya dalam perjalananku, telah membuat sakit hati dan berdampak buruk pada orang lain, maka hanya kata maaf yang kuinginkan, dan aku berharap telah mendapatkannya di putaran usia ini.
Dalam perjalanan hidup, siapa pernah mengetahui, kemana putaran ini akan berlabuh, dan siapa-siapa yang teriring bersama dalam buih yang menemani.
Bertahun aku mencoba menyusun batu-bata kebaikan agar terbangun rumah masa depan untukku yang di ridhoi Tuhan, siapa nyana mungkin dalam ke-papa-an dan kekhilafanku, satu per satu tembok itu ku hancurkan, sehingga hanya kelengangan yang mungkin aku dapatkan.
Tapi aku tindak ingin menjadi hakim untuk hidupku sendiri, sama seperti aku tak mengharapkan orang lain menghakimi semuanya. Karena hanya Sang Maha Adil lah hakim sesungguhnya. Aku hanya ingin menjalani apa yang ada dalam syukur, dan berupaya melakukan yang terbaik, apa yang telah ada dihadapanku. Segala getar kebaikan yang harus kulakukan, dan aku yakini, maka aku akan lakukan.
Mungkin saja keyakinanku akan kebenaran salah. Mungkin saja kebaikan yang kujalani adalah sebuah ke-khilafan. Tapi aku tidak punya banyak waktu untuk terlalu menimbang lagi, biarlah apa yang bergetar di nadiku dan menggetarkan jiwaku, menjadi tolok ukur atas bisikan kebaikan dari Tuhan...
Dan pada akhirnya, biarlah Sang Penimbang yang akan mengumpulkannya untukku. Untuk masa depanku.
Memberikan penghakiman pada diri sendiri, hanya akan menimbulkan kedukaan yang amat sangat dan menjadikan diriku sumber kesumpekan bagi orang-orang di sekelilingku.
Maka bergembira dan keceriaan menjadi syarat penting jika aku ingin mereka yang berada bersamaku pun bahagia. Karena hanya dengan kebahagiaan dan kegembiraan tulus dalam hati lah suasana indah akan terbangun...untuk semua yang menjadi amanahku.
Dan angka penanda itu memang sudah sedemikian banyak. Berbagai alarm tubuh pun sudah mulai satu per satu memberikan sinyal. Bahkan mungkin sebagai perempuan ada hal-hal yang harus selesai.
Tapi itu tak membuat kita semua harus menjadi temaram, kita tetap akan bersinar, ketika kita melihat segala sesuatu dengan positif dan menikmati hidup.
Karena selalu ada bagian kebaikan dalam setiap perjalanan usia kita, selalu ada peran yang tidak akan bisa terulang dan tergantikan oleh siapapun untuk kita.
Dan percayalah, kita sangat berarti untuk orang-orang yang tulus mencintai kita, telah merasakan indahnya 'cinta' kita ...
Sepanjang apa yang telah kita limpahkan..
Itu artinya panjangnya perjalanan waktu...
Itu artinya keindahan dalam hati...
Itulah kebahagiaan sejati..
Ketulusan cinta yang tak lekang oleh berubahnya fisik, berlalunya waktu dalam hitungan usia....karena semua ada di hati, yang tak akan tergantikan.
Semoga....
.
Banjarmasin, 2 Nov 2010
"Ketika kita mati, jangan cari pusara kita di bumi, tetapi carilah di hati manusia..." (Rumi)
Doa tulus itu diluncurkan hanya dalam kalimat-kalimat elektronik, tetapi aku berharap ketulusan dan rasa yang kusertakan semoga mengikutinya. Obrolan dengan sahabat selalu terasa hangat, setidaknya itu yang kurasakan, meski singkat, tapi tetap terasa kedekatanannya seperti saat kami masih bersama. Meski jarak dan waktu memisahkan, amanah masing-masing juga telah memberi jarak yang begitu jauh, tetapi bagiku, sahabat selalu menempati tempat-tempat istimewa yang akan selalu abadi.
Bersama mereka, aku merasa dimengerti, bersama mereka sejarah itu ada, dan perjalanan hidup ini nyata. Kami berada dalam hitungan putaran bumi yang sama. Telah 41 kali bumi mengitari matahari, sejak pertama kali Allah mengijinkan kami mereguk indahnya dunia.
41?? sebuah angka yang bahkan pada perbincangan masa lalu, menjadi angka yang sangat banyak, menjadi pengingat bahwa perjalanannya tinggal sedikit lagi, menjadi pagar bahwa semua akan mendekati titik akhirnya. Tetapi entah mengapa, jauh di lubuk hatiku, mengatakan ini semua baru dimulai...
Aku tak pernah menyembunyikan bahkan tidak ada sedikit pun keinginan untuk mengurangi angka-angka tersebut. Begitu indahnya perjalananku, dalam suka dan duka. Berharap saat ini telah memasuki masa kedewasaan yang akan memandang hidup dengan lebih bijak dan lebih indah.
Tidak ada keluhan dalam perjalanan usia ini, semua begitu berarti dalam suka dan duka. Berharap bahwa apa yang telah dijalani memberikan arti setidaknya bagi diriku, dan orang-orang di sekitarku. Telah begitu banyak limpahan karunia, kebaikan dan keindahan yang diberikan Tuhan untukku, sehingga tidak ada celah sedikitpun untukku menyesali apapun yang telah kujalani.
Satu yang mungkin aku ingin selesaikan, seandainya dalam perjalananku, telah membuat sakit hati dan berdampak buruk pada orang lain, maka hanya kata maaf yang kuinginkan, dan aku berharap telah mendapatkannya di putaran usia ini.
Dalam perjalanan hidup, siapa pernah mengetahui, kemana putaran ini akan berlabuh, dan siapa-siapa yang teriring bersama dalam buih yang menemani.
Bertahun aku mencoba menyusun batu-bata kebaikan agar terbangun rumah masa depan untukku yang di ridhoi Tuhan, siapa nyana mungkin dalam ke-papa-an dan kekhilafanku, satu per satu tembok itu ku hancurkan, sehingga hanya kelengangan yang mungkin aku dapatkan.
Tapi aku tindak ingin menjadi hakim untuk hidupku sendiri, sama seperti aku tak mengharapkan orang lain menghakimi semuanya. Karena hanya Sang Maha Adil lah hakim sesungguhnya. Aku hanya ingin menjalani apa yang ada dalam syukur, dan berupaya melakukan yang terbaik, apa yang telah ada dihadapanku. Segala getar kebaikan yang harus kulakukan, dan aku yakini, maka aku akan lakukan.
Mungkin saja keyakinanku akan kebenaran salah. Mungkin saja kebaikan yang kujalani adalah sebuah ke-khilafan. Tapi aku tidak punya banyak waktu untuk terlalu menimbang lagi, biarlah apa yang bergetar di nadiku dan menggetarkan jiwaku, menjadi tolok ukur atas bisikan kebaikan dari Tuhan...
Dan pada akhirnya, biarlah Sang Penimbang yang akan mengumpulkannya untukku. Untuk masa depanku.
Memberikan penghakiman pada diri sendiri, hanya akan menimbulkan kedukaan yang amat sangat dan menjadikan diriku sumber kesumpekan bagi orang-orang di sekelilingku.
Maka bergembira dan keceriaan menjadi syarat penting jika aku ingin mereka yang berada bersamaku pun bahagia. Karena hanya dengan kebahagiaan dan kegembiraan tulus dalam hati lah suasana indah akan terbangun...untuk semua yang menjadi amanahku.
Dan angka penanda itu memang sudah sedemikian banyak. Berbagai alarm tubuh pun sudah mulai satu per satu memberikan sinyal. Bahkan mungkin sebagai perempuan ada hal-hal yang harus selesai.
Tapi itu tak membuat kita semua harus menjadi temaram, kita tetap akan bersinar, ketika kita melihat segala sesuatu dengan positif dan menikmati hidup.
Karena selalu ada bagian kebaikan dalam setiap perjalanan usia kita, selalu ada peran yang tidak akan bisa terulang dan tergantikan oleh siapapun untuk kita.
Dan percayalah, kita sangat berarti untuk orang-orang yang tulus mencintai kita, telah merasakan indahnya 'cinta' kita ...
Sepanjang apa yang telah kita limpahkan..
Itu artinya panjangnya perjalanan waktu...
Itu artinya keindahan dalam hati...
Itulah kebahagiaan sejati..
Ketulusan cinta yang tak lekang oleh berubahnya fisik, berlalunya waktu dalam hitungan usia....karena semua ada di hati, yang tak akan tergantikan.
Semoga....
.
Banjarmasin, 2 Nov 2010
"Ketika kita mati, jangan cari pusara kita di bumi, tetapi carilah di hati manusia..." (Rumi)
Selasa, 27 Juli 2010
Ketika......
Ketika hanya ingin dimengerti
Tak banyak yang kuinginkan
Hanya sedikit ruang untuk menjadi diriku
Membuatku nyaman....
Ketika hanya ingin dipahami
Tak besar yang kuperlukan
Hanya sedikit waktu menyelami hatiku
Membuatku tenang....
Ketika hanya ingin dihargai
Tak berlebihan yang kuharapkan
Hanya sedikit pujian dan perhatian
Membuatku tersenyum....
Tak banyak......karena tak melimpah yang aku punya
Tak besar......karena tak lama waktu yang aku punya
Tak berlebihan...karena tak sempurna yang aku lakukan
Karena setiap manusia berhak untuk bahagia
Sekecil apapun itu....
Bahkan ketika itu hanya sebuah fatamorgana
Yang terkubur dalam sebuah senyuman...
Banjarmasin, 27 juli'10
Memandangi pantulan bulan di riaknya sungai martapura...
Tak banyak yang kuinginkan
Hanya sedikit ruang untuk menjadi diriku
Membuatku nyaman....
Ketika hanya ingin dipahami
Tak besar yang kuperlukan
Hanya sedikit waktu menyelami hatiku
Membuatku tenang....
Ketika hanya ingin dihargai
Tak berlebihan yang kuharapkan
Hanya sedikit pujian dan perhatian
Membuatku tersenyum....
Tak banyak......karena tak melimpah yang aku punya
Tak besar......karena tak lama waktu yang aku punya
Tak berlebihan...karena tak sempurna yang aku lakukan
Karena setiap manusia berhak untuk bahagia
Sekecil apapun itu....
Bahkan ketika itu hanya sebuah fatamorgana
Yang terkubur dalam sebuah senyuman...
Banjarmasin, 27 juli'10
Memandangi pantulan bulan di riaknya sungai martapura...
Selasa, 22 Juni 2010
Aku...Hatiku....& ...Hidupku....
Waktu.....
Kau hadir menggenapi harapan dan mimpi
Kau bergulir menuntunku pada detik-detik tak terkira
Akan sebuah keniscayaan
Diantara fatamorgana, kenisbian dan kenyataan
Waktu....
Seandainya aku bisa menghentikanmu
Pada titik dimana aku tidak ingin semuanya berakhir
Memeluk erat apa yang kurasa
Mendekap dan tak ingin melepaskannya
Tapi waktu....
Kau dan sunatullahmu tetap bergulir
Tak menghiraukan rengekan dan airmataku
Kau menuntunku meninggalkan semuanya
Menuju undakan berikutnya
Selalu begitu....dalam setiap undakan legenda hidupku..
Yang tertinggal hanyalah kenangan
Satu-satu kusimpan dalam kotak pandora itu,
Di sudut hati....di pojok kehidupanku
Tuhan....ketika waktuku adalah milik-Mu
Tuhan....ketika hidupku dalam kuasa-Mu
Maka....maafkanlah aku....
Jika.....Aku tak kuasa menentukan langkah terbaik dari pilihan-pilihan yang kau berikan
Jika.....Aku tak berdaya memberi jarak akan fatamorgana dan kenyataan
Jika.....Aku sibuk menghitung apa yang kuinginkan, bukan yang Engkau kehendaki
Jika.....Aku bersembunyi dalam takdir-Mu atas kesalahan dan dosaku
Tuhan....Dalam kefakiran ilmuku
Ijinkan aku tetap berharap Kau memelukku dalam rahman dan rahimMu
Tuhan....dalam ketidak berdayaanku
Ijinkan aku tetap memeluk erat mimpi-mimpiku
Tuhan....dalam kelemahanku
Ijinkan aku tetap bahagia dan membahagiakan orang di sekelilingku
Dan Tuhan......
Saat harus kuarungi dua samudera....
Ijinkan aku untuk menapaki keindahannya,
meresapi setiap maknanya….
hingga pada akhirnya... kesendirian itu adalah keniscayaan
kembali pada-Mu.....
Tuhan....ijinkan Aku...
Banjarmasin, 22 Juni 2010
Kau hadir menggenapi harapan dan mimpi
Kau bergulir menuntunku pada detik-detik tak terkira
Akan sebuah keniscayaan
Diantara fatamorgana, kenisbian dan kenyataan
Waktu....
Seandainya aku bisa menghentikanmu
Pada titik dimana aku tidak ingin semuanya berakhir
Memeluk erat apa yang kurasa
Mendekap dan tak ingin melepaskannya
Tapi waktu....
Kau dan sunatullahmu tetap bergulir
Tak menghiraukan rengekan dan airmataku
Kau menuntunku meninggalkan semuanya
Menuju undakan berikutnya
Selalu begitu....dalam setiap undakan legenda hidupku..
Yang tertinggal hanyalah kenangan
Satu-satu kusimpan dalam kotak pandora itu,
Di sudut hati....di pojok kehidupanku
Tuhan....ketika waktuku adalah milik-Mu
Tuhan....ketika hidupku dalam kuasa-Mu
Maka....maafkanlah aku....
Jika.....Aku tak kuasa menentukan langkah terbaik dari pilihan-pilihan yang kau berikan
Jika.....Aku tak berdaya memberi jarak akan fatamorgana dan kenyataan
Jika.....Aku sibuk menghitung apa yang kuinginkan, bukan yang Engkau kehendaki
Jika.....Aku bersembunyi dalam takdir-Mu atas kesalahan dan dosaku
Tuhan....Dalam kefakiran ilmuku
Ijinkan aku tetap berharap Kau memelukku dalam rahman dan rahimMu
Tuhan....dalam ketidak berdayaanku
Ijinkan aku tetap memeluk erat mimpi-mimpiku
Tuhan....dalam kelemahanku
Ijinkan aku tetap bahagia dan membahagiakan orang di sekelilingku
Dan Tuhan......
Saat harus kuarungi dua samudera....
Ijinkan aku untuk menapaki keindahannya,
meresapi setiap maknanya….
hingga pada akhirnya... kesendirian itu adalah keniscayaan
kembali pada-Mu.....
Tuhan....ijinkan Aku...
Banjarmasin, 22 Juni 2010
Sabtu, 30 Januari 2010
Ketika Esok Bukan Milikku Lagi.....
Tuhan....
Dalam keheningan malam....bersama sang purnama dan bintang..
Aku memandangi lingkaran kambium kehidupanku
Betapa semua tertata dalam putaran takdir dan kehendakMu
Betapa berwarnanya hidupku...
Semua berpendar menghiasi undakan legendaku
Terimalah berjuta syukur yang kupanjatkan padaMu
Tuhan....
Jika esok mungkin bukan milikku lagi
Ijinkan hari ini aku menyelesaikan yang menjadi amanahku
Jika esok tidak pernah datang untukku lagi
Ijinkan aku sedikit mengurai mimpiku, sesaat saja.....
Tuhan....
Jika aku harus bergegas, karena waktuku tak banyak lagi
Ijinkan sedikit ruang bagiku untuk menyempurnakan senyumku
Sesaat saja dari waktu yang tersisa...
Sebentar saja....
Dan ketika kesempurnaan itu hanya milikMu
Maka ijinkan aku memeluk kesempurnaan kebahagiaan dalam kesempitan pikirku
Ijinkanlah.....
Dan pada akhirnya...
Ketika esokku tak ada lagi...
Maka aku akan kembali ke sisiMu
Dengan secercah senyuman kebahagiaan
Dengan keikhlasan...
Ijinkanlah......
Dinihari yang sepi....di Banjarmasin,
30 Januari 2010
Dalam keheningan malam....bersama sang purnama dan bintang..
Aku memandangi lingkaran kambium kehidupanku
Betapa semua tertata dalam putaran takdir dan kehendakMu
Betapa berwarnanya hidupku...
Semua berpendar menghiasi undakan legendaku
Terimalah berjuta syukur yang kupanjatkan padaMu
Tuhan....
Jika esok mungkin bukan milikku lagi
Ijinkan hari ini aku menyelesaikan yang menjadi amanahku
Jika esok tidak pernah datang untukku lagi
Ijinkan aku sedikit mengurai mimpiku, sesaat saja.....
Tuhan....
Jika aku harus bergegas, karena waktuku tak banyak lagi
Ijinkan sedikit ruang bagiku untuk menyempurnakan senyumku
Sesaat saja dari waktu yang tersisa...
Sebentar saja....
Dan ketika kesempurnaan itu hanya milikMu
Maka ijinkan aku memeluk kesempurnaan kebahagiaan dalam kesempitan pikirku
Ijinkanlah.....
Dan pada akhirnya...
Ketika esokku tak ada lagi...
Maka aku akan kembali ke sisiMu
Dengan secercah senyuman kebahagiaan
Dengan keikhlasan...
Ijinkanlah......
Dinihari yang sepi....di Banjarmasin,
30 Januari 2010
Selasa, 19 Januari 2010
Lubang Mimpi.....
Tuhan....
Setiap yang Kau kehendaki....tentunya yang terbaik untukku
Setiap yang Kau putuskan.....tentunya yang tepat bagiku
Setiap yang Kau hembuskan....tentunya untuk mengisi jiwaku
Maka...apa yang kau tasbihkan...akan tertasbihkan pada diriku..
Aku ikhlas dan selalu bersyukur atas apa yang menjadi takdirMu untukku....
Tetapi....dalam kefakiran ilmuku...
Kadang aku masih harus selalu meraba dan bertanya
Apakah semua yang tergetar di hati...yang terasa di jiwa...juga kehendakMu ??
Kadang begitu sulit memilah, yang menjadi kehendakmu atau fatamorgana ??
Sebongkah Lubang di hati selalu mengharapkan terpuasi dengan segala angan dan mimpi yang kutitipkan di bintangMu....
Lubang di hati selalu bergetar menanti....bilakah tiba saatnya...
Terus dan terus...terbawa dalam undakan usia...
Menjadi sebuah mimpi indah yang abadi...
Yang dengan setia kutitipkan dalam genggaman bintangMu
Ketika tiba-tiba semua hadir bagai menjadi nyata...
Sebuah ketakjuban maha hebat menggetarkan sanubari..
Begitu nyata...begitu detail.....Dejavu...
Tapi mimpi adalah mimpi.....
Walaupun menyapa seakan nyata...tetaplah akan berakhir dengan mimpi..
Tapi kumohon....berilah ruang dan waktu....
Untuk menggenapkan getaran harapan, yang telah terbawa sepanjang usia
Melangkapi keyakinan dalam kepasrahan....
Sebelum kembali pada undakan takdirMu....
Di sepanjang sisa usiaku...
Dan....biarkan aku meyakini...Doaku terjawab sudah....!!!!
Dini hari di Balikpapan, 19 Januari 2010
.....I'm still recalling things you said to make me feel alright
I carried them with me today, Now......
(As I Lay Me Down To Sleep, Sophie B. Hawkins)
Setiap yang Kau kehendaki....tentunya yang terbaik untukku
Setiap yang Kau putuskan.....tentunya yang tepat bagiku
Setiap yang Kau hembuskan....tentunya untuk mengisi jiwaku
Maka...apa yang kau tasbihkan...akan tertasbihkan pada diriku..
Aku ikhlas dan selalu bersyukur atas apa yang menjadi takdirMu untukku....
Tetapi....dalam kefakiran ilmuku...
Kadang aku masih harus selalu meraba dan bertanya
Apakah semua yang tergetar di hati...yang terasa di jiwa...juga kehendakMu ??
Kadang begitu sulit memilah, yang menjadi kehendakmu atau fatamorgana ??
Sebongkah Lubang di hati selalu mengharapkan terpuasi dengan segala angan dan mimpi yang kutitipkan di bintangMu....
Lubang di hati selalu bergetar menanti....bilakah tiba saatnya...
Terus dan terus...terbawa dalam undakan usia...
Menjadi sebuah mimpi indah yang abadi...
Yang dengan setia kutitipkan dalam genggaman bintangMu
Ketika tiba-tiba semua hadir bagai menjadi nyata...
Sebuah ketakjuban maha hebat menggetarkan sanubari..
Begitu nyata...begitu detail.....Dejavu...
Tapi mimpi adalah mimpi.....
Walaupun menyapa seakan nyata...tetaplah akan berakhir dengan mimpi..
Tapi kumohon....berilah ruang dan waktu....
Untuk menggenapkan getaran harapan, yang telah terbawa sepanjang usia
Melangkapi keyakinan dalam kepasrahan....
Sebelum kembali pada undakan takdirMu....
Di sepanjang sisa usiaku...
Dan....biarkan aku meyakini...Doaku terjawab sudah....!!!!
Dini hari di Balikpapan, 19 Januari 2010
.....I'm still recalling things you said to make me feel alright
I carried them with me today, Now......
(As I Lay Me Down To Sleep, Sophie B. Hawkins)
Langganan:
Postingan (Atom)