Sabtu, 28 Januari 2012

Saat Pesta Usai.........

Semua kefanaan pasti akan usai, itu sunatullahnya. Keindahan, kebahagiaan, bahkan kesedihan, pada saatnya akan berakhir. Tetapi rasa memiliki yang berlebihan pada kehidupan ini, kadang membuat kita sulit untuk melepaskan keterikatan pada apapun yang terjadi pada diri kita.

Saat harus berakhir, rasa tak rela untuk melepaskan, air mata pun menjadi pengiringnya. Bahkan ketika kita menyadari sebuah jalan terbaik untuk mengakhiri kesedihan, keburukan, luka dan tersakiti yang berkepanjangan. Begitu beratnya melepaskan kelekatan pada semua yang telah terjadi.

Diperlukan istiqomah dan kedalaman hati untuk bisa berpindah dari satu keadaan ke keadaan lain. Biarlah airmata menjadi teman, asalkan membuat kelonggaran pada ruang-ruang hati untuk bisa menghirup makna kebaikan dari setiap konsekuensi atas keputusan terbaik. Air mata kadang menjadi obat yang bisa menghapuskan kegundahan akan sebuah kehilangan. Dan ibarat obat, meskipun menyakitkan, tetapi menyembuhkan.

Pada sebuah keputusan terbaik dalam kehidupan, ketulusan, ketabahan menjadi kuncinya, dan biarkan Allah menuntun pada titik akhirnya. Kekuatan kepasrahan, merupakan energi terbesar yang akan membawa kita pada keindahan rahasia Allah atas takdir kita.

Maka, sesulit apapun, untuk sebuah titik terang jalan kebaikan, bertahanlah. Menangislah, jika itu membuat kita lebih baik, tapi tidak mengeluh atau menyalahkan takdir dan ketentuannya. Karena sesungguhnya apapun yang akhirnya kita jalani, itu adalah keputusan yang kita ambil, dan takdir Allah hanya payung selama masa kehidupan kita. Dan penentu jalannya, adalah kita.....baik atau buruk, beserta semua konsekuensinya.


Jakarta, 28 januari 2012....
....Pada kelengangan kota, hari & hati......pada diam yang meresapkan makna & kekuatan......