Menjadi diri sendiri adalah kalimat yg terus menerus terngiang selama 2 minggu perjalanan panjangku. Satu kalimat yg bisa berarti banyak, variatif atau bahkan mungkin sederhana saja tergantung bagaimana kita menginginkan itu terjadi.Menjadi sulit dan variatif jika "bahkan untuk" jadi diri sendiri pun kita berpikir terlalu keras. Padahal menjadi diri sendiri hanya sebuah hal sederhan,melakukan apa yang kita mau dengan cara paling pas dengan kemampuan kita, apapun hasil dari yang kita lakukan tidak menjadi beban. Saat kita menjadi diri sendiri, kita tidak menggadaikan kehendak yang kita lakukan, pada nilai-nilai dan ukuran orang lain.
Apapun pada akhirnya, selalu akan dinikmati dan disyukuri sebagai kebahagiaan-kebahagiaan dengan ukuran kita. Menjalani hidup menjadi ringan dan indah, seberat apapun orang menilai perjalanan hidup kita. Hidup pada intinya adalah saat ini, kemarin sudah menjadi masa lalu, masa depan adalah mimpi yang belum terjadi. Bagaimana mewujudkannya sangat bergantung bagaimana kita ber"ikhtiar" hari ini. Hasil yang membahagiakan itu, ketika ikhtiar kita lakukan dengan hati ringan dan bahagia karena kita mengetahui "itu yang kita mau", itu yang kita inginkan. Pada hasil akhirnya, kita akan legowo karena pada setiap tahapnya kita sudah melakukannya dengan bahagia.
Kita bisa menyaksikan dengan jelas, orang-orang yang hidup bahagia tidak selalu ukurannya adalah keberpungaan akan harta benda. Bahkan sering sekali kita saksikan, keberlimpahan rasa syukur dari seseorang, memperlihatkan kedamaian yang tidak dimiliki oleh mereka yang terkungkung oleh harta bendanya, status sosialnya. Mereka yang setiap langkahnya tergadai oleh nilai dan ukuran lingkungan, golongan, dan orang lain pada umumnya. Terlihat mereka terpenjara, walaupun mungkin juga tetap menikmatinya sebagai bagian dari konsekuensi pilihan hidupnya.
Jangan salah, menjadi diri sendiri pun bukan berarti kita keluar dari apa yang menjadi ukuran "kebaikan" yang bersifat universal. Ada hal-hal yang menjadi norma yang tetap akan jadi alarm saat kita keluar dari nilai tersebut. Alarm itu bahkan muncul dari diri kita sendiri, pada bentuk "kebimbangan " alami yang akan menuntun kita untuk selalu bergerak di jalur yang benar.
Bisikan nurani tidak akan menjadi belenggu yang akan mengekang kita, shingga kita harus menjadi sosok lain. Bisikan nurani hanya akan memperindah kita saat menentukan menjadi diri sendiri. Kemurnian bisikan nurani yang tulus, akan membebaskan kita dari keegoisan pada pilihan hidup kita.
Jadi saat kita tahu, tidak ada yang sulit pada pilihan untuk menjadi bahagia, masihkah kita merelakan "pilihan" hidup kita tergadai pada hal-hal yang akan memasung kita dalam kebahagiaan semu.
Be yourself, Be happy...
Banjarmasin, 20 11 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar