Selasa, 01 November 2011

Menjemput masa depan....

Hidup ini penuh warna, dan keindahan merenungi warna-warni itu seperti keindahan memandang sang pelangi. Setiap guratan warna, menggambarkan suatu ruang dan waktu yang telah terjalani, yang kesemuanya hanya akan menjadi kenangan ketika waktu terus berputar.

Tidak ada yang serba terlalu, dari semua guratan warnanya.
Ketika warna duka dan kesedihan yang tergambar, atau mungkin kegembiraan dan kebahagiaan, semua sama, hanya akan menjadi masa lalu, yang telah kita lalui dan kita tinggalkan.

Ketika kita memandangnya, mungkin dada ini bergetar hebat karena kebahagiaan dan kegembiraan yang telah ditorehkan di hati ini.
Atau mungkin air mata mengalir perlahan, mengenang kepedihan pada warna duka yang telah ditinggalkan.
Tapi semua sama......saat kita berjalan di masa kini, kemarin adalah masa lalu...

Bahkan jika pun kita tidak mengharapkan kehilangan warna-warna itu, kita tidak akan pernah bisa memutar kembali pada tempatnya.
Bahkan jika kita menghiba, mengharapkan waktu berhenti berputar, saat kita mengalami kebahagiaan...maka kekuatan sang waktu tak akan mampu kita cegah, untuk memaksa kita meninggalkan semuanya.

Ibarat pelangi, warna kehidupan kita akan terasa indah jika kita memandangnya menjadi satu, ada suka dan duka, ada tawa dan tangis, sedih dan gembira, berselang-seling dalam setiap undakan waktunya. Jika kita hanya memandang satu warna saja, maka kita hanya akan tenggelam pada kerapuhan sebuah asa...akan kesedihan dan kegembiraan itu sendiri.

Memandang kehidupan dengan warna yang utuh, memunculkan rasa syukur atas semuanya, dan menghilangkan penghakiman pada setiap langkah yang telah kita ambil.
Setiap insan, ketika akan diturunkan di muka bumi, sudah lengkap dengan catatan perjalanan hidupnya, lengkap dengan rejeki dan jodohnya, lengkap dengan takdir waktu akhirnya.
Dan semua tertulis dalam buku rahasia Sang Maha. Kita hanya diminta untuk "menjemput" masa depan itu sampai batas akhir waktu kita, dengan kegigihan ikhtiar dan membuka tabir rahasia "takdir" kita masing-masing.

Maka, tentunya kita tidak berhak menjadi hakim atas pilihan jalan hidup orang lain. Setiap orang mempunyai legenda hidupnya masing-masing, dengan segala konsekuensi dari pilihan-pilihan atas hidupnya.
Tempat kita bagi orang lain hanyalah, menyebarkan kebaikan dan saling mengingatkan dengan bil hikmah.

Dan di titik ini, di kesempatan kehidupan yang telah diberikan padaku, kupandangi keindahan pelangi hidupku.
Ada kecemasan...keindahan pelangi yang aku pandang dan telah kujalani ini, apakah kujalani sesuai dengan kehendak dan takdir-Nya, atau hanya karena semata keinginan dan nafsu kehidupanku saja ????

Tuhan....jika apa yang telah kujalani tidak sesuai dengan apa yang telah engkau suratkan, maka kembalikanlah aku dalam pelukanMu, ke jalan yang Engkau kehendaki....
Hanya Engkaulah yang mempunyai kekuatan untuk membolak-balikan hati, karena betapa tidak berdayanya hamba atas keinginan-keinginan dan harapan-harapan...

Tuhan....terkadang pilihan-pilihan akan mimpi-mimpi dan keinginan selalu ditautkan sebagai takdir yang telah Engkau gariskan, maka jika itu adalah kesalahan, ampunilah hamba...

Bantulah hamba menjemput masa depan, seperti yang telah Engkau takdirkan....
Jika pun hamba adalah bagian terbaik dari orang lain dalam kehidupan ini, maka berilah ruang dan jalan sesuai RidhoMu....
Jika pun kehidupan hamba menjadi lengkap atas manfaat bagi orang lain, maka mudahkanlah......
Jika pun Engkau menghendaki hamba ber-hijrah maka ringankanlah segalanya...

Tuhan...sesungguhnya masa depan bersamaMu adalah yang terbaik...
Maka peluklah hamba untuk bisa menggapaiNya....tanpa harus ada air mata dan kesedihan atas rasa kehilangan pada sesuatu yang menjadi mimpi dan harapan.....

Tuhan...betapa banyak keingingan dan harapan, karena sesungguhnya Engkau lah yang Maha kuasa untuk menentukan yang terbaik bagi hamba...


Banjarmasin, 1 11 11....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar