Selasa, 22 November 2011

Kesempatan Kedua....

Kesempatan kedua adalah sebuah ungkapan masa depan.
Sebuah jalan keluar dari keadaan yang sulit dimasa kini.
Itu berarti adalah harapan......

Seorang sahabat menyampaikan sebuah kabar, bahwa dia akan kembali membuka gerbang rumah tangga bersama pria yang membuatnya tergugah untuk meraih kesempatan kedua dalam kehidupan perkawinannya. Sebelumnya dia bersimpuh dan berjanji untuk menutup hatinya, atas nama cinta pada almarhum suaminya. Tetapi ketika waktu berjalan, dan Tuhan mentakdirkan lain, maka jalan menuju masa depan yang lebih berwarna menjadi pilihannya.

Kebahagiaannya menjadi lebih sempurna, tanpa harus mengabaikan cinta kasih dan perhatiannya pada anak-anaknya dari almarhum suaminya. Dengan lirih dia katakan, masa depan pada keabadiaan nanti, biarlah hanya menjadi rahasia Allah, bersama siapa dia di surgaNya kelak. Yang dia tahu saat ini, hidupnya menjadi kembali indah, dan tidak terkurung pada kesedihan yang terus menerus membelenggunya. Kesedihan yang memang dia kehendaki sendiri untuk tidak pergi dari hidupnya.

Dalam pembicaraan dari hati ke hati, proses untuk meraih kesempatan kedua, pada akhirnya adalah proses alamiah. Perjuangan terbesar untuk membukanya adalah memerangi perasaan bersalah dalam hatinya.

Bukan ...bukan pada anak-anaknya, tapi pada hati, pada janji yang telah dia tasbihkan.
Karena ternyata anak-anak menjadi lebih bahagia, ceria, didampingi oleh ibu yang juga bahagia. Ketika kesedihan dibiarkan terkurung dalam hatinya, maka kesenduan dan sensitifitas dari dirinya membawa pengaruh buruk. Benar kata orang bijak, hanya orang yang bahagia yang berhak membahagiaakan orang lain.
Akhirnya dia berani untuk mengambil kesempatan itu, menjadi bahagia bersama kehidupan yang baru, tanpa harus melupakan masa lalu.
Masa lalu tak akan pernah hilang, karena itu adalah bagian dari simpul hidupnya yang akan selalu ada. Masa depan biarlah Tuhan yang tentukan......

Seorang sahabat lain, mengambil kesempatan kedua dengan berhijrah dalam arti yang harfiah. Dia pergi meninggalkan masa lalu, meninggalkan kampung halaman dan orang-orang yang membuatnya terkurung pada ketidakberdayaan.

Pada kesalahan yang dilakukan di masa lalunya, Tuhan masih memberi umur panjang, dan dia akhirnya menyadari bahwa Tuhan memberi waktu untuk melakukan hal terbaik dan belajar dari kesalahan di masa lalu. Tuhan membuka gerbang kesempatan kedua.

Dia meraihnya dengan berhijrah meninggalkan segalanya. Jika dia masih berada di tempat, maka dia tidak bisa memaafkan dirinya. Semua bagian hidup,lingkungannya, hanya menggambarkan semua kesalahan yang telah dilakukannya. Seakan tak pernah ada celah sedikit pun baginya untuk menghirup udara baru.

Di masa lalu, di tempat yang lama, dia adalah sampah tanpa harga lagi. Untuk orang-orang terdekat pun dia bagai tak ada artinya lagi. Maka dia harus pergi, berhijrah, memberi kesempatan pada dirinya untuk bisa meraih kehidupan baru. Jika memungkinkan, pada masa depan, dia bisa menebus semua kesalahannya....pada orang-orang, pada dunia dan pada waktu, teruatam pada Tuhan.

Biarlah masa lalu menghukumnya pada cacian akan kekhilafannya, tetapi selagi hayat masih dikandung badan, maka dia harus berupaya untuk melakukan yang terbaik dalam hidupnya.
Mungkin kebaikannya hari ini tidak akan menghapus kesalahan yang dilakukan di masa lalu. Tetapi pada masa depan, sejarah hidup akan menuliskan, bahwa dia terus berupaya untuk memperbaikinya. Pada gerbang akhirnya, dia berharap Tuhan membukakan pintu khusnul khatimah untuknya.

Untuk bangkit dari keadaan terpuruk, memerangi diri sendiri selalu menjadi tantangan terbesarnya. Tetapi pada akhirnya, hidup kita adalah milik kita. Orang lain hanyalah bagian dari interaksi sosial kita.

Orang lain, juga rasa bersalah kita, jangan terlalu lama diberi kesempatan untuk terus menerus mengurung kita pada sebuah stigma. Kemerdekaan untuk memilih membutuhkan kekuatan luar biasa dari diri kita. Berubah atau terus tenggelam dalam kesedihan, kesalahan dan keadaan yang sulit.

Untuk bangkit pada keadaan apapun, kita membutuhkan hal kecil yang bisa membuat kita percaya bahwa kita mampu untuk bangkit dan meraih harapan baru. Faktor orang lain hanyalah stimulus, yang terbesar untuk menentukannya ada dalam diri kita, dan Tuhan selalu memberi kesempatan kedua.....jika kita mau.

Maka pada akhirnya tidak ada sesuatu yang serba terlalu dalam hidup ini.

Tidak ada kesedihan dan duka yang terlalu, yang bisa mengubur kita dalam kematian yang belum sampai waktunya.

Tidak ada kesalahan dan kekhilafan yang terlalu, yang membenamkan kita pada lumpur hitam tidak berkesudahan

Tidak ada kebahagiaan yang terlalu, yang membuat hati kita melupakan berlalunya waktu.

Semua akan berlalu, jika kita menginginkan dan memilihnya untuk berlalu. Selalu ada kesempatan kedua untuk bisa menyambut masa depan lebih baik.
Mau atau tidak kita meraihnya, hanya kita yang bisa menentukan, dengan kekuatan kita, karena Tuhan selalu memberi kesempatan, selebihnya itu adalah pilihan....

Dan pada sebuah quote yang dikirim pagi ini, memberi energi yang luar biasa, untuk menentukan pilihan hidup.....

"....Life is a matter of CHOICE...you may choose to be HAPPY or NOT, it is definitly your CHOICE !!" (BS)

Maka.....pilihan sudah ditentukan......I WANNA BE HAPPY....ALWAYS....!!!!

Banjarmasin, 22 November 2012

2 komentar:

  1. Membangkitkan motivasi hidup di tengah-tengah situasi yang mumet, sangat bermanfaat nih... Terima kasih atas postingannya... :)

    BalasHapus
  2. Terimakasih Fahri....ayo terus menulis dan nge-blog juga yah, menyenangkan dan menggali inspirasi kan ??

    BalasHapus