Jumat, 25 November 2011

Jendela itu.....

Rumah tanpa jendela.... ????
Apa yang langsung ada dalam benak kita ??

Kumuh.....
Suram....
Menyedihkan.....
Rumah tak sehat......
Dan semua predikat negatif akan menempel pada rumah tak berjendela....

Rumah adalah ranah pribadi, istana dan surga dunia kita. Di dalam rumah, kita berhak menyimpan hal yang tidak ingin orang lain ketahui. Di dalam rumah semua rahasia hidup yang sangat pribadi tersimpan.

Rumah adalah tempat kembali, tempat beristirahat, dan tempat menjemput kedamaian dari berbagai kepenatan hidup.

Lalu bagaimana jika rumah itu terasa suram....rumah tanpa jendela ?? Bukan kedamaian yang akan kita temui, bahkan mungkin kejenuhan lain yang akan menyandera kita, yang akan mementalkan kita, bagai pegas yang melambungkan kita mencari kedamaian di luar rumah.

Jendela mengatur sirkulasi udara, jendela juga sebagai jalan cahaya yang akan menerobos memberikan nuansa keindahan pada rumah. Semakin banyak jendela, rumah terasa semakin indah, semakin asri....semakin sehat.

Maka, jendala menjadi hal penting yang harus ada pada sebuah rumah.
Jendela yang akan menjadi jalan untuk hembusan udara dan cahaya yang akan memperindah rumah.

Jika direfleksikan dalam kehidupan kita, hati adalah rumah, ranah pribadi. Hanya kita dan Tuhan yang tahu apa yang ada didalamnya. Karena itu hati harus indah. Kita harus bisa membangun jendela-jendela hati....jendela kehidupan kita.

Jendela yang akan jadi ventilasi dari semua persoalan hidup. Persoalan yang kita endapkan dalam hati, disimpan dalam "rumah", saat kita tak ingin orang lain mengetahui apa yang menjadi hal pribadi kita.

Jika kita hanya berkutat pada segala yang menjadi rutinitas, pekerjaan, tugas-tugas, dan berbagai persolan hidup yang menghampiri. Jika kita tidak bisa melepaskan sejenak semuanya, dengan membuka jendela-jendela hati kita, niscaya kita akan terjebak dalam kejenuhan yang perlahan akan membuat kita mati.

Kematian yang akan menghampiri kita adalah kematian yang belum sampai pada waktunya. Kematian secara fisik dan psikis.

Jendela hati perlu kita buka, untuk sejenak mengambil nuansa lain agar oksigen kehidupan kita menjadi kaya.
Kita hirup sebanyak-banyak yang kita mampu, dan menjadi bekal untuk melanjutkan rutinitas hidup yang harus dihadapi.

Dengan membuka jendela-jendela hati kita, hidup menjadi semakin berwarna. Kita akan memandang segala sesuatu dari perspektif yang lebih indah. Kita menjadi semakin yakin dan tahu, tidak ada masalah yang tidak bisa kita selesaikan. Semua pasti ada jalannya. Semua ada waktunya.

Saat kita kembali pada rutinitas, setelah kita menghirup oksigen kehidupan yang lain, kita tahu bahwa hidup tidak melulu bergantung pada satu soal. Bahwa kita harus tetap menghadapi apapun yang menjadi tantangannya, tidak perlu membuat kita terpuruk tanpa ujung.

Selalu ada jalan keluar, bahkan dari hal yang tidak kita duga. Atau setidaknya kita bisa menjadi lebih ringan menghadapi hal-hal dalam kehidupan rutin kita. Melihat berbagai persoalan dari perspektif yang lebih sempurna, lebih lengkap. Tabah dalam menghadapi konsekuensi dan tanggungjawab kehidupan.

Pada sentuhan kekayaan oksigen kehidupan, maka segala persoalan akan dipandang sebagai sisi warna lain dari sebuah garis takdir, dan pasti selalu ada jawaban dari setiap pertanyaannya.

Bagaimana jendela itu kita bangun dan kita buka, sangat bergantung bagaimana kita menginginkan warna hidup kita berjalan. Setiap manusia dikarunia talenta, apapun bentuknya, itu bisa menjadi jalan untuk jendela hidup kita.

Kadang kita membukanya, dengan melepaskan sedikit apa yang menggayuti hidup kita. Dengan memandang lewat jendela hati, pada orang-orang di sekitar, kita tahu, kita tidak pernah sendirian. Pada pandangan hati, bisa dirasakan setiap manusia mempunyai wilayah masalahnya sendiri. Ukuran berat dan tidaknya, tidak bisa kita ukur dan bandingkan, semua mempunyai jalannya sendiri-sendiri. Tidak mungkin kita membanding bagai timbangan, dan hidup bukanlah masalah eksak, yang terukur dalam hitungannya.

Kita juga bisa membuka jendela hati kita, dengan memandang sesuatu yang jauh, yang menggembirakan kita, pada cinta yang begitu berlimpah atas hidup kita, pada rasa syukur atas apa yang telah menghampiri kita, pada talenta yang kita punya, dan pada apa saja yang membuat kita bisa tersenyum.

Senyum adalah hal teringan, termudah yang bisa kita lakukan. Dengan memandang keindahan yang bisa kita bayangkan atas apapun, senyum membuat segala sesutau menjadi ringan, dan oksigen kehidupan pun begitu berlimpah bisa kita hirup.

Menyadari bahwa kita sangat berharga, membuat jendela besar pada hati kita.
Karena kita berharga, maka kita tidak mungkin berputus asa, dan kita akan menggali banyak talenta kehidupan yang diberikan Tuhan pada kita. Bahkan sebuah kegagalan saat kita mencobanya, tidak akan membuat kita patah semangat, karena kita tahu kita sangat berharga.

Berharga karena tidak mungkin Tuhan menciptakan kita tanpa maksud baik.
Berharga karena kita mempunyai orang-orang yang dengan tulus mencintai kita.

Berharga karena Tuhan masih memberi amanah hidup, memberikan panjangnya usia, dan kesempatan untuk menuntaskan apapun yang menjadi suratan takdir kita dengan penuh tanggung jawab....

Maka jika kita ingin menjadi pemenang dalam hidup kita, bukalah sebanyak mungkin jendela hati kita, dan tersenyumlah bersama kelimpahan oksigen kehidupan yang bisa kita hirup karenanya.

Dan kita pun akan selalu tersenyum, melanjutkan hidup, sampai titik akhir Tuhan menghentikannya....


Banjarmasin, 25 November 2011
Ditulis dengan penuh cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar