Rabu, 18 November 2009

Kasih Sepanjang galah…Benarkah ?

Hari ini judulnya prihatin...dari pagi perasaan ini diaduk-aduk oleh rasa simpati ...empati dan lebih tepatnya prihatin....
Dimulai pagi-pagi, menjenguk teman yang terbaring tak berdaya karena harus melakukan operasi pengangkatan tumor di payudara...Subhanallah.

Dia keliahtan begitu pucat...setelah tiga tahun membiarkan saja benjolan itu menjadi rahasia pribadinya, akhirnya dia mengalah pada rasa sakit yang tidak tertahankan.
Yang menghalangi dia untuk berpikir medis rasional adalah 'syak wasangka'.....pertama, prasangka bahwa dia tidak akan sempurna lagi...kedua ...prasangka lanjutan adalah akan ditinggalkan oleh suami...prasangka berikutnya adalah jika benjolan itu ternyata berujung dengan keganasan...maka vonis kanker adalah hal selanjutnya yang sangat menghantuinya....

Sempat hampir keluar protes dari mulut ini...tapi tidak jadi. Setiap manusia diciptakan dengan 'kekuatan' nya masing-masing. Walaupun sebenarnya itu tidak perlu terjadi, tetapi dalam rangka empati, protes itu menjadi tidak penting lagi.

Betapa memprihatinkannya, jika kita sebagai wanita ternyata harus selalu bergantung pada 'faktor syak wasangka' dalam hubungannya dengan pria (suami).... Betapa menyedihkannya ketika suatu hubungan hanya dinilai dari asesorisnya, bukan dari komitmen. Tetapi apa mau dikata, dibalik hal-hal ideal 'seharusnya', kenyataannya memang banyak sekali sebuah hubungan diikat hanya dari asesoris....'kecantikan / ketampanan', kesempuranaan...ukuran-ukuran..ke-machoan, kekayaan, dll. Meski banyak juga yang mengikat dengan komitmen ketulusan.....Ada kok..Bisa kok...Insya Allah jika ada ketulusan & keikhlasan...

Maka pagi itu...diisi dengan keprihatinan yang berlipat...terhadap sakitnya...juga terhadap penilaian 'komitmen' yang begitu rapuh....duh...

Keprihatinan itu berlanjut...karena harus segera ke bandara, menjemput teman yang harus menghadiri pemakaman Ayahnya .....teman ini tinggal di Balikpapan, dan karena penerbangan hanya ada satu kali dengan schedule 'tempo'...(tempo-tempo jam 2...tempo berikutnya jam 4...plus delay.....), maka diputuskan penerbangan via surabaya...yang ternyata juga pake delay...

Penguburan yang direncanakan ba'da dzuhur...ditunda sampai kedatangan teman saya itu...tepatnya jam 3 sore. Jenazah sudah berada di bibir liang lahat, ketika kami sampai, karena memang hanya tinggal menunggu kami...

Betapa mengharukan momen itu....dalam keterbatasan...di akhir hayat sang ayah...hanya diberi kesempatan untuk menatap sedikit wajahnya dibibir liang lahat....Ya Allah begitu sesaknya dada ini....

Momen ini memberikan ruang untuk meneropong ke dalam kehidupan saya (kami...sekeluarga) juga.
Kami yang merantau..tanpa sanak saudara....
Nun jauh di sana Ibu saya sendiri menjalani kehidupannya...juga Ibu mertua...
Betapa jauhnya perjalanan kehidupan ini....betapa momen hari ini begitu menyentuh di hati, mengingatkan jika hal ini terjadi pada keluarga kami....
Semoga Allah memberikan kemudahan, sehingga bisa diberikan kesempatan yang terbaik dalam setiap momen kehidupan ini....

Ibunda kami tidak ada satupun yang bersedia ikut bersama anak-anaknya. Beliau begitu menikmati kehidupan pribadinya di rumah pribadinya.....
Dan kami anak-anaknya...akan menjenguk beliau 'sesempatnya'....sempat waktunya...
sempat rejekinya...sempat segalanya.....menyedihkan, tapi itulah kenyataannya....

Ya Allah...tidak ada maksud hati ...mencintai orang tua hanya sepenggal galah...
Cinta kami pun pada mereka ...Sepanjang Hayat...
Tetapi 'perjalanan hidup' ini ...yang menjadi pilihan ini...yang Insya Allah Engkau ridhoi ....
Mengharuskan kami seperti ini...

Tetapi dalam keterbatasan ini...kami hanya bisa titipkan cinta dan kasih pada orang tua kami...hanya padaMu Ya Allah...

Hanya kepadaMu tempat kembali segala apa yang ada di bumi ini
Hanya Kuasa Cinta & Kasih Sayang-Mu lah yang menjadikan kami saling menyayangi satu sama lain...sampai akhir hayat....

Amin..........

Banjarmasin, 20 Nov 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar