Musim haji di Banjarmasin...menjadi berkah tersendiri, karena banyak undangan 'selamatan haji'. Banyak yang berpandangan bahwa ini akan mengurangi makna 'ibadah haji' karena katanya sama dengan ria...
Hanya saja saja jika kita mau berpikir positif, maka 'output'-nya pun positif. Dengan mengundang orang, maka 'saling mengikhlas'kan menjadi jauh lebih efektif, tidak harus datang satu per satu...bukankah jika kita pergi ke tanah suci, sebaiknya diupayakan 'tidak ada ganjalan' dengan teman, kerabat, jiran tetangga... soal ria dan tidak..biarlah kita kembalikan pada niat sang 'ahlul hajat', dan hanya Allah yang tahu...
Jamuan yang disajikan asal tidak memaksakan diri..toh menjadi berkah untuk undangan...seperti saya...yang beberapa hari ini jadi makan siang gratis terus .....Hmmmmmm Alhamdulillah....
Hal unik yang bisa diamati dalam acara ini adalah, undangan yang datang biasanya membawa 'sesuatu', baik itu berupa barang (yang biasanya berhubungan dengan perlengkapan ibadah haji), maupun uang. Ternyata ada makna di balik semua itu...mereka berharap pemberiannya diterima dengan ikhlas dan bisa di bawa ke tanah suci...semacam 'persekot'...agar Allah pun kelak memanggil dan mengijinkan mereka untuk bisa beribadah ke tanah suci...Kalau sudah begitu, bagaimana kita bisa menolak...
Saya jadi teringat peristiwa satu tahun yang lalu. Seorang sahabat menitipkan amplop berisi 5 lembar uang 1 riyal, titipan keluarganya dengan pesan...saya tidak boleh menolak, dan minta uang tersebut dibelanjakan di Tanah suci untuk kepentingan kami, sehingga menjadikan manfaat & Allah mengijinkan dia untuk pergi ke sana juga.
Yang menitipkan ini hanya seorang pedagang kecil yang setiap tahun selalu menyisihkan uangnya untuk dititipkan kepada mereka yang beribadah haji.......itulah ikhtiar dia dalam keterbatasannya...
Hanya doa yang bisa kami panjatkan, semoga Allah membukakan pintu kesempatan untuknya... mereguk dahaga kerinduan di Rumah Allah...di mesjid RasulNya...berdoa di Multazam & Raudah...tafakur di padang Arafah..., dalam rangkaian ibadah Haji.....seperti harapan dan mimpinya. Amin.
Sebuah keterbatasan manusia, apapun namanya, bukan hal penting bagi Allah, jika dia ikhlas.
Sebuah mimpi setinggi apapun, berhak diukir & digantungkan dan oleh setiap insan.
Dengan ikhtiar yang maksimal dan kepasrahan yang ikhlas...maka hanya Allah lah yang berikutnya akan membimbing mencapai mimpi itu....
Maka menjadi tidak relevan, kita manusia menghakimi keputusan yang lainnya...kecuali beristighfar jika merasa kurang pas...
Maka marilah berpikiran positif......
Jika seseorang seseorang begitu berlimpah hartanya sehingga umroh & berhaji berkali-kali...maka kemabruran hajinya diuji dengan 'kemampuannya' mensejahterakan sekitarnya
Jika seseorang menjual rumah satu-satunya untuk berhaji...maka kemabruran nya akan diuji dengan kesabaran menghadapi cobaan kemiskinan sesudah berhaji....
Semua kembali pada dirinya...semua hanya Allah yang maha tahu....
Maka ...sudah tidak ada lagi tempat untuk kita berprasangka buruk....
Banjarmasin, 21 November 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar