Rabu, 18 November 2009

Ketika Tuhan mengingatkanku.............

Ketika Allah ingin mengingatkan manusia, ternyata bisa dari hal yang tak pernah terduga....

Suatu hari entah kenapa dari pagi sampai malam hari isinya adalah haru biru…..mata ini gampang berkaca-kaca oleh hal-hal yang mungkin sebenarnya biasa saja…

Ketika membaca buku “Sang Pemimpi” dari tetralogi “Lasykar Pelangi” karya Andrea Hirata yang terkenal itu, air mata ini terburai begitu saja. Hal yang membuat terharu adalah, betapa seorang anak…’si tokoh ikal’ , begitu mencintai dan menghormati ayahnya.

Dalam kebersahajaan tokoh ayah yang digambarkan, tidak bermewah-mewah dalam mencurahkan kasih sayang, tanpa banyak kata, tapi hanya bahasa tubuh, gerak dan keikhlasan yang terpancar dari seluruh tindakannya, mampu menempatkan sosok ayah di puncak tertinggi penghormatan dan kasih sayang si anak…………sepanjang hidup si anak…

Berlanjut sang air mata pun kembali berderai ketika menonton sebuah acara di TVRI (yang tidak sengaja tertonton......), dimana ada Sang tokoh, yang tak lain adalah Syamsul Arifin, Gubernur Sumatera Utara, yang mengungkapkan rasa cinta dan hormatnya kepada Ayah dan Mak-nya, dengan tutur kata ala Naga Bonar mencintai Mak-nya….begitu tinggi dan luhurnya, dia menempatkan sosok sang Ayah…yang menitipkan Mak-nya untuk dijaga dan dirawat…dan dipatuhi…

Dari kisah Syamsul Arifin pun tidak ada kemewahan dan berlebihan ungkapan kasih sayang yang disampaikan orang tuanya…
Bahkan kalau boleh dibilang dalam kekurangan dan kesederhanaan, tak banyak yang bisa diungkapkan oleh kedua orang tuanya, selain mencoba untuk mendorong agar punya semangat dan harga diri…..dengan jalan terus ‘menekan’ sang anak agar terus berjuang

Dua fragmen yang entah kenapa melintas di kehidupanku hari itu, benar-benar menguras air mata dan membuat aku tertunduk dalam doa…..
Aku pun tak mengerti mengapa harus penokohan orang tua ini yang menjadi ‘angle’ utama yang kutangkap dalam batinku……

Padahal…Andrea tengah berkisah tentang sahabat dan petualangannya….
Padahal…Syamsul Arifin tengah bercerita panjangnya perjalanan hidup & karir politiknya….

Tapi Tuhan tengah mengingatkanku………..
Bisakah aku sebagai orang tua menempati posisi seperti ayah & Ibu kedua tokoh tadi………???
Sudahkah aku memberikan segenap kasih sayang dengan keikhlasan yang tulus???
Betulkah segala dorongan dan semangat yang kupompakan pada anakku, murni untuk kebahagiannya…atau jangan-jangan untuk mewujudkan egoku…ambisiku ??!!
Yakinkah aku bahwa apa yang telah kulakukan tidak menimbulkan goresan pilu di hati anak-anaku…yang mungkin juga akan tersimpan dan terkenang sampai mereka dewasa kelak…seperti tersimpan dan terkenangnya kasih sayang “orang tua yang hebat “ itu………

Betapa bahagianya aku….jika aku adalah bintang di hati anak-anakku
Betapa lengkapnya hidupku…..jika aku adalah telaga bagi anak-anakku
Beritahukan Ibumu Nak…bagaimana kalian menginginkan aku hadir dalam hidupmu….kehadiran yang berarti bagi hidupmu…………

Ya Allah……tuntunlah hambamu ini, dalam sedalam-dalamnya keikhlasan menjalani hidup……Sebagai Ibu…sebagai apapun….Amin…

(Sayup-sayup kumerasa mendengar senandung Neno Warisman dan anak-anak asuhnya…..
“Ayah adalah Bintang...
Bunda adalah Bintang…
Kita semua adalah Bintang..........”
..................................dan kembali airmata ini tumpah ruah...............)


Banjarmasin, Juni 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar